BAB I
PERKEMBANGAN KONSEP-KONSEP EKOLOGI
A.
PENDAHULUAN
Ekologi dalam
perkembangannya menjadi semakin dibutuhkan kehadirannya hampir di setiap
pemecahan permasalahan lingkungan dan pembangunan. Kondisi ini sangat
dimungkinkan karena ekologi menjadi dasar yang harus dimiliki dalam menerapkan
berbagai konsep, terutama penerapan konsep lingkungan, maupun konsep-konsep
tentang manusia dan mkhluk hidup lain dalam hubungannya dengan lingkungan.
Dalam berbagai kegiatan
pembangunan, ekologi sebagai ilmu saat ini konsepnya semakin banyak dibutuhkan
dan diterapkan, misalnya konsep pelestarian semua bentuk sumber daya alam,
perlindungan plasma nutfah, pengendalian kelahiran dalam program keluarga
berencana pada populasi manusia, konsep penanganan ekosistem, pembangunan dan
hasil maksimal berkelanjutan, konsep penanganan permasalahan daerah aliran
sungai, konsep perlindungan terhadap ekosistem mangrove, perlindungan terhadap
terumbu karang, konsep pengelolaan hutan, konsep pengelolaan suaka alam dan
perlindungan satwa liar, konsep ekologi dalam penyusunan undang-undang
perlindungan terhadap lingkungan, konsep ekologi dalam pemberian izin
operasional, pengelolaan dan pemantauan lingkungan suatu industri atau suatu
kawasan misalnya harus dilaksanakan analisis mengenai dampak lingkungan
(AMDAL), pengelolaan dan pemantauan lingkungan.
Perkembangan akhir-akhir
ini, konsep ekologi diterapkan dalam manajemen lingkungan yang lebih canggih
dan semakin rumit., diantaranya dalam kegiatan audit lingkungan dan sertifikasi
bagi pengakuan internasional di bidang lingkungan, misalnya melalui ISO 14000,
ekolabel, dan lain-lain. Pengkajian terhadap permasalahan lingkungan ini
menjadi semakin penting dan tidak bisa dielakkan jika kita ingin bergaul dan
berinteraksi di tingkat dunia. Sebuah produk tidak akan diterima di pasaran
yang sudah menerapkan konsep “green consumer” (“konsumen hijau”) dimana negara
atau penduduknya mensyaratkan bahwa seluruh produk yang akan dikonsumsinya
harus memenuhi syarat proses pengambilan dari alam dan proses pengolahannya
tidak merusak dan merugikan lingkungan.
Berbagai kesepakatan
(konvensi) tingkat dunia telah disepakati sehubungan dengan perlindungan
lingkungan dan unsur-unsur ekologisnya. Hal ini kemudian lingkungan menjadi isu
politik penting dan berkembang bagi kelangsungan hidup bersama antar
bangsa-bangsa di dunia.
Indonesia yang memiliki
keanekaragaman hayati terbesar menempati urutan kedua didunia setelah Brasil,
bisa jadi menjadi potensi bagi kesejahteraan hidup masyarakatnya jika digali,
diketahui potensinya dan dikembangkan. Namun juga bisa jadi menjadi tidak
memiliki arti apa-apa jika tidak diteliti dan dikaji pemanfaatannya, artinya
Tuhan tidak menjadikan sesuatu apapun di muka bumi ini dengan sia-sia jika
tidak ada maksud dan manfaatnya bagi manusia.
Konsep ekologi berperan
demikian penting tidak hanya pada masa lalu, namun juga pada masa sekarang dan
masa yang akan datang. Mengingat hal tersebut, maka konsep-konsep serta
dasar-dasar ekologi sebaiknya dimasyarakatkan sedini mungkin serta disebarluaskan
ke segenap lapisan masyarakat.
Dalam pengkajiannya,
ekologi hewan kelak sepertinya memisahkan diri dari ekologi tumbuhan. Hal ini
dilakukan hanya dalam keperluan pembahasan, yang sebenarnya jika dikaji lebih
jauh, pemahaman terhadap pemisahan ini akan salah, karena sebgaimana yang anda
pelajari dalam ekologi dasar, bahwa hewan dan tumbuhan dalam lingkungan akan
berdiri sendiri. Kecuali untuk keperluan percobaan yang memandirikan hewan dan
lingkungannya agar pembahasannya terfokus.
B.
PENGERTIAN EKOLOGI
Ekologi adalah kajian
tentang bagaimana tanaman, binatang, dan organisma lain saling berhubungan satu
sama lain dalam lingkungan atau “rumah” mereka. Kata “ekologi” berasal dari
kata Yunani “oikos”, yang berarti “rumah”. Ekologi juga berarti kajian tentang
kelimpahan dan distribusi organisma. Seorang ahli ilmu lingkungan hidup,
sebagai contoh, mungkin mencoba untuk menemukan mengapa satu spesies kodok saat
ini sudah sangat jarang ditemukan, atau mengapa pohon sejenis cemara dalam satu
hutan jarang ditemukan atau mengapa pohon-pohon cemara yang ada menjadi kering
pada habitat yang lembab.
Ahli ilmu lingkungan hidup
mempelajari organisme hidup dengan cara atau pendekatan berbeda. Seorang ahli
ekologi mungkin mempelajari satu populasi hewan yang bisa kawin (interbreed)
satu sama lain; suatu komunitas yang terdiri dari banyak spesies yang menghuni
satu area atau satu ekosistem, satu komunitas dari banyak organisma yang hidup
bersama-sama dengan benda-benda tidak hidup di lingkungan mereka. Bagian-bagian
tidak hidup, oleh ahli ilmu lingkungan hidup dikenal sebagai komponen “abiotic”
yaitu meliputi udara, air, tanah dan cuaca.
Ahli ekologi populasi
mempelajari apa yang membuat suatu populasi punah, apa yang mengatur populasi
berada pada kepadatan yang sedang (intermediate)
dan apa membuat suatu populasi mengalami peningkatan yang sangat besar. Ahli
ekologi komunitas mempelajari hubungan di antara spesies berbeda; sebagai
contoh, bagaimana kelompok suatu pemangsa dan yang dimangsa saling mempengaruhi
satu sama lain.
Penelitian ekosistem
menguji bagaimana bagian-bagian komponen lingkungan saling sesuai satu sama
lain. Sebagai contoh, karbon (C) dalam atmosfir, diambil oleh tanaman selama
fotosintesis, kemudian binatang memakan tanaman kemudian menghembuskan karbon
dalam bentuk karbondioksida. Siklus karbon terjadi berawal dari jaringan
tumbuhan dan hewan kemudian memasuki atmosfir kemudian kembali ke bumi kembali.
Contoh lain adalah kerang-kerangan yang membuat kulit kerang mereka dari
karbon. Kulit kerang luruh ke bagian bawah samudera untuk kemudian membentuk
sedimen tebal. Selam berjuta-juta tahun kemudian, proses geologis terjadi
mengangkat sedimen ini sebagai pegunungan. Penelitian ekosistem adalah
penilitian yang sungguh-sungguh dilakukan melalui pengkajian penelitian tentang
kehidupan di atas permukaan bumi.
C.
SEJARAH EKOLOGI
Ekologi diturunkan melalui
tradisi sejarah secara alami dari zaman dahulu. Apa yang disebut dengan
protoecology dalam tulisan Carolus Linnaeus (seorang ahli tumbuhan Swedia yang
hidup pada abad ke-18), ia menulis tentang interaksi antara tanaman dan
binatang, yang kemudian ia sebut sebagai The Economy Nature.
Pada awal abad ke-19,
seorang biogeographer Jerman, Alexander der von Humboldt, menstimulasi
penelitian tentang distribusi tumbuh-tumbuhan sebagai suatu komunitas dari
suatu lingkungan yang kemudian disusul sampai abad ke-20 oleh beberapa ahli
tumbuhan Eropa seperti Oscar Drude dan Eguene Hangat. Edward Forbes, seorang
ahli biologi laut berasal dari Inggris mempelajari ekosistem di laut pada awal
abad ke-19 dan merupakan orang pertama yang menggunakan metoda kuantitatif
untuk mengukur hubungan antara kedalaman air dengan jumlah individu organisme.
Nama ekologi, diusulkan
pertama kali pada tahun 1866 oleh ahli biologi Jerman Ernst Haeckel, seorang
pengikut terkemuka Darwinisme. Pada tahun 1870, Haeckel menulis, “Ekologi
adalah kajian interaksi yang kompleks yang disebut oleh Darwin sebagai kajian
tentang syarat-syarat dari perjuangan suatu makhluk hidup untuk bertahan
hidup”. (Darwin menggambarkan dirinya secara mencolok didalam protoecology).
(source: Wikipedia)
Ekologi dikenal sebagai
sebuah ilmu pengetahuan pada 1890-an dan awal 1900-an dikenal sebagai sebuah
ilmu tentang campuran antara samudera dengan air tawar (limnology), dan antara tumbuhan dengan hewan. Pada akhir tahun
1900-an kemudian penekanan beralih ke penelitian laboratorium terutama dalam
bidang ilmu faal (fisiologi) dan
genetika kemudian disarankan untuk kembali ke penekanan bidang sejarah alam.
Ahli ekologi hewan Inggris Charles Elton mendefinisikan ekologi sebagai sejarah
alam yang ilmiah.
Di Amerika Serikat, ekologi
dikaji dengan intensif terutama sekali di Midwest. S. A. Forbes Illinois Laboratory Natural History yang pada
tahun 1880-an memulai penelitian aliran (stream)
pada danau. Pada 1890-an Edward A. Birge mempelopori penelitian danau di Universitas
Wisconsin. Frederic Clements memulai penelitian tumbuh-tumbuhan di Universitas
Nebraska dengan ide-ide yang merumuskan tentang ekologis komunitas. Pada tahun
1890-an penelitian di Amerika didominasi oleh penelitian-penelitian ekologi
selam kurun waktu lima puluh tahun. Pada dekade yang sama, Henry C. Cowles,
dari Universitas Chicago, mempelajari tumbuh-tumbuhan di bukit pasir di wilayah
Lake Michigan.
Clements dan Cowles, adalah
dua orang yang melakukan penelitian lebih maju dalam ekologi. Mereka menguji
perubahan populasi spesies produsen (tanaman), komunitas dan kondisi
lingkungannya dari waktu ke waktu, satu proses yang mereka sebut sebagai
rangkaian perubahan dan adanya konsep superorganisme. Konsep rangkaian
perubahan Clements ini mendominasi konsep ekologi sampai 1950-an. Ekologi
menjadi melembaga di Inggris dan Masyarakat Ekologi di Amerika secara
berturut-turut pada tahun 1913 dan 1915.
D.
EKOLOGI INTEGRASI DAN KUANTIFIKASI
Charles Elton menulis buku
pertama tentang ekologi hewan pada tahun 1927 ia mengorganisasikan
gagasan-gagasan untuk mengintegrasikan istilah populasi dan ekologi komunitas
sebagai konsep kunci dalam ekologi. Konsep-konsep kunci tersebut meliputi
konsep tentang:
1.
Rantai
makanan atau Siklus makanan (selanjutnya kemudian disebut dengan web
(jaring-jaring makanan) atau struktur
trophic: yaitu urutan atau rangkaian dimana nutrien dan energi berpindah
dari tanaman ke herbivora (pemakan tumbuhan) ke berbagai pemangsa sampai
decompres (pengurai).
2.
Relung:
setiap spesies mempunyai kemampuan untuk beradaptasi terhadap suatu kondisi
lingkungan tertentu dalam satu komunitas.
3.
Piramida
urutan: Binatang yang lebih kecil memerlukan organisme yang sedikit lebih besar
dalam satu rantai makanan karena hilangnya beberapa nutrien dan energi dari
rantai makanan.
Sejak tahun 1920-an dan
1930-an perkembangan ekologi juga mengarah ke ekologi kuantitatif dan teori
matematis. Penelitian Ekologis semakin banyak menggunakan pendekatan
kuantitatif dari contoh populasi maupun komunitas untuk mengkaji jumlahnya serta
untuk mengukur lingkungan fisik berbagai organisme dalam satu habitat.
Teori matematis suatu
ekologi populasi pertama kali dikenalkan oleh ahli ilmu Fisika, Alferd Lotka,
dan seorang ahli Biologi Matematis, Vito Volterra, melalui integrasi prinsip-prinsip
kimia-fisik ke dalam ekologi dalam bentuk perhitungan persamaan diferensial
logistik yang menggambarkan pertumbuhan satu populasi dari waktu ke waktu.
Teori Ekologi berkembang
pada tahun 1950-an melalui pekerjaan George Evelyn Hutchison dan Robert MacArthur,
yang merumuskan satu teori tentang relung komunitas binatang yang terjadi dalam
interaksi antar spesies. Juga pada tahun 1950-an, konsep tentang superorganisme
dari Clements yang lama-diabaikan, kembali diangkat oleh Henry A. Gleason. Ahli
ekologi dan lingkungan hidup menjadi semakin sadar akan arti pentingnya sejarah
dan kejadian sebagai kesempatan untuk mengembangkan teori-teori ekologis.
E.
EKOSISTEM DAN PENGARUH MANUSIA
Ahli ekologi Sir Arthur
Tansley mengenali bahwa tidak mungkin suatu organisme terlepas dari lingkungan
fisik mereka. Dari temuan tersebut kemudian pada tahun 1935 diusulkan istilah
“ekosistem”. Ekosistem tersusun dari organisme hidup (biotic) dan tidak hidup (abiotic).
Konsep ekosistem diintegrasikan dengan konsep trophic dan rangkaian perubahan
lingkungan pada tahun 1942 oleh seorang limnologist muda Amerika, Raymond
Lindeman. Ekosistem memfokuskan kajian pada daur (pergerakan) dari materi dan
energi melalui web (jaring-jaring) makanan. Konsep ini kemudian diperkuat oleh
ahli ekologi Amerika Eugene Odum yang menyatakan bahwa ekosistem menjadi salah
satu dari kekuatan utama dalam ekologi, dan pada tahun 1960-an dan 1970-an
menjadi dasar dari suatu teori ekologi yang baru yang disebut “sistem ekologi”
atau ekosistem.
Sejalan dengan perkembangan
ekologi sebagai sebuah ilmu pengetahuan, dimana konsepnya meliputi populasi,
komunitas, lingkungan dan ekosistem ternyata juga harus menyertakan manusia dan
pengaruhnya di bumi. Pembahasan ini sebenarnya telah disampaikan pada awal abad
ke-19. Pada tahun 1864 George Perkins Marsh berargumentasi bahwa tindakan
manusia mempunyai pengaruh timbal balik yang pada umumnya bersifat destruktif
terhadap bumi dimana manusia tergantung didalamnya.
Ahli ekologi menyadari
adanya pengaruh kuat manusia dalam mengerjakan agrikultur, perikanan, kehidupan
rimba, penyakit dan permasalahan konservasi. Penglihatan mendalam ini menjadi
bukti kepada publik dan politikus Amerika dengan terjadinya krisis lingkungan
pada tahun 1970-an. Pada tahun 1962 ahli biologi laut Rachel Carson telah
memberikan suatu peringatan dini akan adanya ancaman herbisida dan pestisida
terhadap lingkungan. Suatu peringatan dimana dia sendiri merasa tersiksa oleh
adanya industri kimia yang berpengaruh terhadap industri pertanian.
Aldo Leopold, seorang
rimbawan Amerika yang beralih menjadi ahli ekologi hewan menerbitkan Sand
County Almanac pada tahun 1949 sebagai sebuah usulan gagasan dari pandangan
sisi ekologis dan dari sisi kemanusiaan. Leopold menulis:”Daratan itu dari sisi
komunitas adalah suatu konsep dasar ekologi, tetapi daratan yang dicintai dan
dihormati adalah satu etika”. Ide-ide Leopold kemudian mempengaruhi para kaum
konservasionis dan ahli filsafat, terutama ethicists dan memperluas ide-ide
ekologis kepada publik.
F.
PENELITIAN EKOLOGI JANGKA PANJANG
Banyak penelitian ekologis
yang dilakukan hanya dalam satu atau beberapa tahun saja. Terdapat banyak
alasan untuk hal ini, kadang-kadang orang melakukan penelitian sebagai bagian
dari tugas kelulusan atau karena mereka tergabung dalam proyek yang
menginginkan penelitian bisa selesai dalam beberapa tahun. Penelitian ekologis
yang dibiayai oleh berbagai pemerintah dan lembaga umunya hanya berlaku untuk
satu atau tiga tahun.
Masalah yang terjadi dengan
penelitian seperti ini adalah banyaknya proses ekologis penting yang terjadi
dalam kurun waktu lebih panjang terjadi dan tidak dapat ditemukan dengan
menggunakan penelitian jangka pendek seperti ini. Sebagai contoh, musim kering
dan api memainkan peranan sangat penting dalam menentukan pohon apa yang bisa
berkembang dalam alam lingkungan seperti ini, contoh pada ekosistem savana.
Jika suatu savana dipelajari selama tiga tahun, dan tidak terjadi musim kering
atau api selama waktu ini, maka peneliti akan tidak pernah menemukan pentingnya
pi dan musim kering dalam habitat savana tersebut. Beberapa binatang seperti
kelinci salju dan burung belibis mengalami fluktuasi populasi secara dramatis
dalam ukuran waktu yang lama.
Jika suatu penelitian
dilakukan hanya beberapa tahun dan tidak melampaui spesies ini, maka peneliti
tidak akan pernah belajar tentang fakta yang mempesona dimana populasi ini
mengalami siklus rutin selama kira-kira sepuluh tahun lamanya. Dengan begitu,
walaupun informasi ekologis mungkin jauh lebih penting dapat diperoleh dari
penelitian jangka pendek, namun penelitian jangka panjang adalah penting
mengingat pemahaman banyak proses terjadi pada satu periode waktu yang lebih
panjang. Kebetulan, organisasi seperti National Science Foundation (NSF),
sebuah lembaga pemerintah telah memahami hal ini dan mengenali kebutuhan untuk
mendukung beberapa penelitian ekologis yang berjangka panjang. Pada tahun 1980,
NSF memulai satu pembiayaan khusus program yang disebut dengan program LTER
(Long Term Ecological Research;Penelitian Ekologi Jangka Panjang). Proyek
pembiayaan penelitian selama sedikitnya lima tahun, beberapa proyek dibiayai
selama dua puluh tahun. Lebih dari dua puluh tahun penelitian LTER berlokasi di
Amerika Utara di hampir semua habitat utama, mencakup padang rumput yang luas,
hutan, gurun, pegunungan tundra, danau air tawar dan alam lingkungan pantai
samudra.
Pembiayaan ini telah
memungkinkan para ilmuwan untuk belajar berbagai penting ketika pengaruh dari
hujan asam dalam jangka waktu panjang terhadap hutan dan organisme air,
pengaruhnya dalam jangka panjang dari polusi terhadap tanaman padang rumput
luas asli dan dampak peningkatan karbondioksida di atmosfir terhadap
pertumbuhan hutan. Ahli ekologi tertarik akan pengaruh ekologis dari pemanasan
global (suatu proses yang terjadi selama beberapa dekade). Penelitian ini
sangat panjang dan perlu. Sebagian dari penelitian ini sedang berlangsung dan
diharapkan untuk berlanjut di dekade selanjutnya.
G.
PEMBAGIAN EKOLOGI
Mengenai pembagiannya,
kadang-kadang ekologi dibagi menjadi autekologi dan sinekologi. Autekologi
menekankan pembahasan individu organisme atau spesies, sejarah-sejarah hidup
dan perilaku sebagai cara penyesuaian diri terhadap lingkungannya. Sedangkan
sinekologi membahas pengkajian golongan atau kumpulan organisme-organisme yang berasosiasi
bersama sebagai satu kesatuan.
Jadi, jika kita
mengkaji/melakukan studi mengenai hubungan antara hewan bekicot dengan
lingkungannya, maka pengkajian tersebut lebih merupakan pengkajian autekologi.
Hal ini disebabkan pengkajiannya akan terfokus pada bekicot yang merupakan
bagian dari lingkungan dimana ia hidup, yang mengkaji bagaimana bekicot bisa
hidup di lingkungan tersebut. Sedangkan jika pembahasannya dilakukan terhadap
hutan dimana bekicot tersebut hidup, maka pengkajian tersebut merupakan
pengkajian sinekologi.
Jadi lebih tegasnya
dikatakan bahwa sinekologi adalah kajian komunitas dan autekologi adalah kajian
spesies. Jika kita mengkaji tentang spesies udang tertentu di sebuah muara
sungai dikaitkan dengan parameter fisik dan parameter kimia di lingkungan
tersebut tanpa memperhatikan makhluk lainnya, maka dapat disebut sebagai
autekologi. Sedangkan jika dalam kajian tersebut juga diperhatikan jenis
tumbuhan serta hewan yang lain maka dapat disebut sebagai sinekologi.
Pembagian ekologi menurut
makhluknya sebagai obyek dapat menjadi ekologi tumbuhan dan ekologi hewan.
Lebih rinci lagi, ekologi hewan saja dapat dibedakan lagi menjadi ekologi
serangga, ekologi ikan, ekologi udang, ekologi burung akuatik, parasiter di
kulit manusia dan hewan, malahan sekarang ekologi manusia sudah menjadi bahasan
penting diberbagai perkuliahan. Ekologi manusia ini dapat dipersempit lagi
menjadi beberapa macam, misalnya ekologi nelayan, ekologi petani, ekologi
masyarakat primitif dan sebagainya. Pembahasan ekologi manusia sangat
diperlukan oleh orang-orang yang akan berinteraksi atau mempunyai kepentingan
dengan orang-orang atau manusia di suatu lokasi. Tanpa mempelajarinya, maka
tidak mustahil pekerjaan akan menjadi penuh dengan resiko kegagalan.
Sedangkan menurut
habitatnya, ekologi dibedakan ke dalam ekologi perkotaan, ekologi pedesaan,
ekologi pantai, ekologi estuaria, ekologi danau, ekologi laut dan sebagainya.
Beberapa istilah dibawah
ini adalah istilah-istilah ekologi yang sekaligus juga menunjukkan adanya
pembagian pembahasan ekologi yang spesifik didalamnya:
Ekologi komunitas ialah
kajian tentang penyebaran hewan dan tumbuhan di habitat, komposisi komponen
penyusun komunitas dan suksesinya serta kajian dinamika komunitas tersebut,
misalnya kajian tentang pembentukan tanah, pendauran zat hara, arus energi dan
produktivitas.
Ekologi populasi, ialah
kajian atas cara pertumbuhan populasi, struktur populasi dan regulasi populasi.
Ekologi evolusioner, ialah
kajian atas masalah pemisahan relung ekologi dan terjadinya proses evolusi
spesies.
Ekologi geografik, ialah
kajian ekologi tentang penyebaran makhluk, palaeo-ekologi dan bioma.
Ekofisiologi adalah kajian
tentang cara hewan atau tumbuhan memberikan tanggapan dan menyesuaikan diri
secara fisiologis terhadap berbagai faktor fisik dan kimia lingkungan.
Ekologi sistem adalah
kajian ekologi tentang kemungkinan menerjemahkan konsep ekologi kedalam model
matematik. Bidang baru ini dalam ekologi menjadi dasar bagi dilakukannya
pemodelan ekologi, menambah nuansa penjelasan menjadi lebih terkuantifikasi dan
lebih terprediksi.
H.
MODEL EKOLOGI
Suatu model merupakan
perumusan yang menirukan kejadian-kejadian alam sebenarnya dan model tersebut
dapat dibuat peramalan-peramalan.
Dalam bentuk yang paling
sederhana, model-model dapat berbentuk wacana atau grafik bahkan akhirnya
model-model harus bersumber dari statistik dan matematik agar peramalan dapat
dipertanggung jawabkan dengan baik.
Contoh, perumusan
matematika yang menirukan perubahan-perubahan angka yang terjadi pada populasi
serangga dengan mengamati faktor-faktor lingkungannya. Dengan menggunakan
cara-cara matematis tersebut, jumlah populasi serangga pada beberapa lokasi
dapat diramalkan. Jika saja populasi serangga tersebut adalah hama, maka
model-model matematis tersebut tentu saja akan menjadi sangat penting.
Simbol-simbol matematik
untuk mendiskripsikan sistem-sistem ekologis yang majemuk dan persamaan
matematik mampu memberi pernyataan formal bagaimanakah komponen ekosistem
berinteraksi. Sistem matematik ini disebut suatu model, yang mewakili dunia
senyatanya secara tidak sempurna dan abstrak. Meskipun model adalah pengabstrakan
tidak sempurna suatu sistem riil, model itu merupakan alat sangat kuat bagi
ekolog.
Model yang dikerjakan
dengan komputer memungkinkan seorang ahli meramalkan hasil-hasil yang mungkin
dapat diperoleh jika parameter-parameter didalam model dirubah, parameter baru
ditambahkan atau yang lama disingkirkan. Dengan kata lain, perumusan matematika
seringkali dapat diubah dengan disesuaikan dengan bantuan komputer untuk
memperbaiki agar “sesuai” dengan kejadian sebenarnya di alam.
Komputer dalam pemodelan
sangat membantu memberikan gambaran yang diperlukan tentang perilaku sebuah
komponen/faktor ekosistem. Apabila suatu model tidak berlaku, yakni tidak dapat
menirukan dunia sebenarnya, maka kerja-kerja komputer seringkali dapat
memberikan petunjuk terhadap penghalusan atau perubahan yang diperlukan.
Contoh sebuah model tentang
pertumbuhan dan pertambahan penduduk dengan menggunakan bahasa dan simbol di
komputer dapat dihitung. Misalnya penduduk per tahun di negara kita 2,5% (ini
yang kemudian disebut dengan tingkat kelahiran) dengan tingkat kematian sebesar
0,5%, maka jumlah penduduk pada tahun-tahun yang akan datang jika jumlah
penduduk sekarang (tahun I perhitungan) adalah 200.000.000 jiwa dapat
diramalkan dengan rumus-rumus dan bahasa komputer.
I.
KESIMPULAN
Ekologi sangat dibutuhkan
kehadirannya hampir disetiap pemecahan permasalahan kehidupan, termasuk dalam
penerapan manajemen lingkungan terkini.
Ekologi adalah kajian
tentang bagaimana tanaman, binatang dan organisme lain saling berhubungan satu sama
lain dalam lingkungan atau “rumah” mereka. Kata “ekologi” berasal dari kata
Yunani “oikos” yang berarti “rumah”. Ekologi juga berarti kajian tentang
kelimpahan dan distribusi organisme.
Ekologi diturunkan melalui
tradisi sejarah alam yang telah muncul pertama kali dengan konsep protoecology dalam tulisan Carolus
Linnaeus (abad ke-18), kemudian dilanjutkan oleh berbagai ahli diantaranya
Alexander von Humboldt (Jerman), Oscar Drude (Eropa) dan Eugene Hangat. Edward
Forbes (Inggris, abad ke-19), termasuk Ernst Haeckel (Jerman, 1870).
Pembahasan ruang lingkup
ekologi tergantung tingkat kajiannya: populasi, komunitas, ekosistem, ekologi
evolusioner, ekologi geografik, ekofisiologi, ekologi sistem.
J.
PERTANYAAN DAN DISKUSI
1.
Ekologi
menjadi pengetahuan yang secara alamiah muncul dan semakin mendesak diperlukan.
Jelaskan, mengapa demikian dilihat dari sisi ruang lingkup ekologi dan
kepentingan manusia saat ini!
2.
Pengertian
ekologi berkembang dari protoecology.
Bagaimana kaitan keduanya dapat dijelaskan?
3.
Berikan
salah satu contoh pemodelan dalam ekologi dengan pernyataan tujuan dan manfaat
yang dapat diperoleh dari pemodelan tersebut.
4.
Siapakah
yang dinobatkan sebagai Bapak Ekologi? Berikan penjelasan mengenai kegiatan
tokoh tersebut!
5.
Kajian-kajian
ekologi ternyata sangat penting dilakukan dalam jangka waktu yang panjang
(lama), lintas tahun bahkan dekade. Mengapa?
6.
Manusia
memberi pengaruh yang sangat besar terhadap perubahan ekosistem. Seperti apakah
pengaruh tersebut terjadi dan hasil
akhir apakah yang bisa terjadi jika pengaruh tersebut berlanjut?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar