Minggu, 15 Desember 2013

BAB 1


BAB I
PERKEMBANGAN KONSEP-KONSEP EKOLOGI

A.    PENDAHULUAN
Ekologi dalam perkembangannya menjadi semakin dibutuhkan kehadirannya hampir di setiap pemecahan permasalahan lingkungan dan pembangunan. Kondisi ini sangat dimungkinkan karena ekologi menjadi dasar yang harus dimiliki dalam menerapkan berbagai konsep, terutama penerapan konsep lingkungan, maupun konsep-konsep tentang manusia dan mkhluk hidup lain dalam hubungannya dengan lingkungan.


Dalam berbagai kegiatan pembangunan, ekologi sebagai ilmu saat ini konsepnya semakin banyak dibutuhkan dan diterapkan, misalnya konsep pelestarian semua bentuk sumber daya alam, perlindungan plasma nutfah, pengendalian kelahiran dalam program keluarga berencana pada populasi manusia, konsep penanganan ekosistem, pembangunan dan hasil maksimal berkelanjutan, konsep penanganan permasalahan daerah aliran sungai, konsep perlindungan terhadap ekosistem mangrove, perlindungan terhadap terumbu karang, konsep pengelolaan hutan, konsep pengelolaan suaka alam dan perlindungan satwa liar, konsep ekologi dalam penyusunan undang-undang perlindungan terhadap lingkungan, konsep ekologi dalam pemberian izin operasional, pengelolaan dan pemantauan lingkungan suatu industri atau suatu kawasan misalnya harus dilaksanakan analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL), pengelolaan dan pemantauan lingkungan.
Perkembangan akhir-akhir ini, konsep ekologi diterapkan dalam manajemen lingkungan yang lebih canggih dan semakin rumit., diantaranya dalam kegiatan audit lingkungan dan sertifikasi bagi pengakuan internasional di bidang lingkungan, misalnya melalui ISO 14000, ekolabel, dan lain-lain. Pengkajian terhadap permasalahan lingkungan ini menjadi semakin penting dan tidak bisa dielakkan jika kita ingin bergaul dan berinteraksi di tingkat dunia. Sebuah produk tidak akan diterima di pasaran yang sudah menerapkan konsep “green consumer” (“konsumen hijau”) dimana negara atau penduduknya mensyaratkan bahwa seluruh produk yang akan dikonsumsinya harus memenuhi syarat proses pengambilan dari alam dan proses pengolahannya tidak merusak dan merugikan lingkungan.
Berbagai kesepakatan (konvensi) tingkat dunia telah disepakati sehubungan dengan perlindungan lingkungan dan unsur-unsur ekologisnya. Hal ini kemudian lingkungan menjadi isu politik penting dan berkembang bagi kelangsungan hidup bersama antar bangsa-bangsa di dunia.
Indonesia yang memiliki keanekaragaman hayati terbesar menempati urutan kedua didunia setelah Brasil, bisa jadi menjadi potensi bagi kesejahteraan hidup masyarakatnya jika digali, diketahui potensinya dan dikembangkan. Namun juga bisa jadi menjadi tidak memiliki arti apa-apa jika tidak diteliti dan dikaji pemanfaatannya, artinya Tuhan tidak menjadikan sesuatu apapun di muka bumi ini dengan sia-sia jika tidak ada maksud dan manfaatnya bagi manusia.
Konsep ekologi berperan demikian penting tidak hanya pada masa lalu, namun juga pada masa sekarang dan masa yang akan datang. Mengingat hal tersebut, maka konsep-konsep serta dasar-dasar ekologi sebaiknya dimasyarakatkan sedini mungkin serta disebarluaskan ke segenap lapisan masyarakat.
Dalam pengkajiannya, ekologi hewan kelak sepertinya memisahkan diri dari ekologi tumbuhan. Hal ini dilakukan hanya dalam keperluan pembahasan, yang sebenarnya jika dikaji lebih jauh, pemahaman terhadap pemisahan ini akan salah, karena sebgaimana yang anda pelajari dalam ekologi dasar, bahwa hewan dan tumbuhan dalam lingkungan akan berdiri sendiri. Kecuali untuk keperluan percobaan yang memandirikan hewan dan lingkungannya agar pembahasannya terfokus.

B.    PENGERTIAN EKOLOGI
Ekologi adalah kajian tentang bagaimana tanaman, binatang, dan organisma lain saling berhubungan satu sama lain dalam lingkungan atau “rumah” mereka. Kata “ekologi” berasal dari kata Yunani “oikos”, yang berarti “rumah”. Ekologi juga berarti kajian tentang kelimpahan dan distribusi organisma. Seorang ahli ilmu lingkungan hidup, sebagai contoh, mungkin mencoba untuk menemukan mengapa satu spesies kodok saat ini sudah sangat jarang ditemukan, atau mengapa pohon sejenis cemara dalam satu hutan jarang ditemukan atau mengapa pohon-pohon cemara yang ada menjadi kering pada habitat yang lembab.
Ahli ilmu lingkungan hidup mempelajari organisme hidup dengan cara atau pendekatan berbeda. Seorang ahli ekologi mungkin mempelajari satu populasi hewan yang bisa kawin (interbreed) satu sama lain; suatu komunitas yang terdiri dari banyak spesies yang menghuni satu area atau satu ekosistem, satu komunitas dari banyak organisma yang hidup bersama-sama dengan benda-benda tidak hidup di lingkungan mereka. Bagian-bagian tidak hidup, oleh ahli ilmu lingkungan hidup dikenal sebagai komponen “abiotic” yaitu meliputi udara, air, tanah dan cuaca.
Ahli ekologi populasi mempelajari apa yang membuat suatu populasi punah, apa yang mengatur populasi berada pada kepadatan yang sedang (intermediate) dan apa membuat suatu populasi mengalami peningkatan yang sangat besar. Ahli ekologi komunitas mempelajari hubungan di antara spesies berbeda; sebagai contoh, bagaimana kelompok suatu pemangsa dan yang dimangsa saling mempengaruhi satu sama lain.
Penelitian ekosistem menguji bagaimana bagian-bagian komponen lingkungan saling sesuai satu sama lain. Sebagai contoh, karbon (C) dalam atmosfir, diambil oleh tanaman selama fotosintesis, kemudian binatang memakan tanaman kemudian menghembuskan karbon dalam bentuk karbondioksida. Siklus karbon terjadi berawal dari jaringan tumbuhan dan hewan kemudian memasuki atmosfir kemudian kembali ke bumi kembali. Contoh lain adalah kerang-kerangan yang membuat kulit kerang mereka dari karbon. Kulit kerang luruh ke bagian bawah samudera untuk kemudian membentuk sedimen tebal. Selam berjuta-juta tahun kemudian, proses geologis terjadi mengangkat sedimen ini sebagai pegunungan. Penelitian ekosistem adalah penilitian yang sungguh-sungguh dilakukan melalui pengkajian penelitian tentang kehidupan di atas permukaan bumi.

C.   SEJARAH EKOLOGI
Ekologi diturunkan melalui tradisi sejarah secara alami dari zaman dahulu. Apa yang disebut dengan protoecology dalam tulisan Carolus Linnaeus (seorang ahli tumbuhan Swedia yang hidup pada abad ke-18), ia menulis tentang interaksi antara tanaman dan binatang, yang kemudian ia sebut sebagai The Economy Nature.
Pada awal abad ke-19, seorang biogeographer Jerman, Alexander der von Humboldt, menstimulasi penelitian tentang distribusi tumbuh-tumbuhan sebagai suatu komunitas dari suatu lingkungan yang kemudian disusul sampai abad ke-20 oleh beberapa ahli tumbuhan Eropa seperti Oscar Drude dan Eguene Hangat. Edward Forbes, seorang ahli biologi laut berasal dari Inggris mempelajari ekosistem di laut pada awal abad ke-19 dan merupakan orang pertama yang menggunakan metoda kuantitatif untuk mengukur hubungan antara kedalaman air dengan jumlah individu organisme.
Nama ekologi, diusulkan pertama kali pada tahun 1866 oleh ahli biologi Jerman Ernst Haeckel, seorang pengikut terkemuka Darwinisme. Pada tahun 1870, Haeckel menulis, “Ekologi adalah kajian interaksi yang kompleks yang disebut oleh Darwin sebagai kajian tentang syarat-syarat dari perjuangan suatu makhluk hidup untuk bertahan hidup”. (Darwin menggambarkan dirinya secara mencolok didalam protoecology).



Gambar Ernst Haeckel (1834-1919)
(source: Wikipedia)
Ekologi dikenal sebagai sebuah ilmu pengetahuan pada 1890-an dan awal 1900-an dikenal sebagai sebuah ilmu tentang campuran antara samudera dengan air tawar (limnology), dan antara tumbuhan dengan hewan. Pada akhir tahun 1900-an kemudian penekanan beralih ke penelitian laboratorium terutama dalam bidang ilmu faal (fisiologi) dan genetika kemudian disarankan untuk kembali ke penekanan bidang sejarah alam. Ahli ekologi hewan Inggris Charles Elton mendefinisikan ekologi sebagai sejarah alam yang ilmiah.
Di Amerika Serikat, ekologi dikaji dengan intensif terutama sekali di Midwest. S. A. Forbes Illinois Laboratory Natural History yang pada tahun 1880-an memulai penelitian aliran (stream) pada danau. Pada 1890-an Edward A. Birge mempelopori penelitian danau di Universitas Wisconsin. Frederic Clements memulai penelitian tumbuh-tumbuhan di Universitas Nebraska dengan ide-ide yang merumuskan tentang ekologis komunitas. Pada tahun 1890-an penelitian di Amerika didominasi oleh penelitian-penelitian ekologi selam kurun waktu lima puluh tahun. Pada dekade yang sama, Henry C. Cowles, dari Universitas Chicago, mempelajari tumbuh-tumbuhan di bukit pasir di wilayah Lake Michigan.
Clements dan Cowles, adalah dua orang yang melakukan penelitian lebih maju dalam ekologi. Mereka menguji perubahan populasi spesies produsen (tanaman), komunitas dan kondisi lingkungannya dari waktu ke waktu, satu proses yang mereka sebut sebagai rangkaian perubahan dan adanya konsep superorganisme. Konsep rangkaian perubahan Clements ini mendominasi konsep ekologi sampai 1950-an. Ekologi menjadi melembaga di Inggris dan Masyarakat Ekologi di Amerika secara berturut-turut pada tahun 1913 dan 1915.

D.    EKOLOGI INTEGRASI DAN KUANTIFIKASI
Charles Elton menulis buku pertama tentang ekologi hewan pada tahun 1927 ia mengorganisasikan gagasan-gagasan untuk mengintegrasikan istilah populasi dan ekologi komunitas sebagai konsep kunci dalam ekologi. Konsep-konsep kunci tersebut meliputi konsep tentang:
1.     Rantai makanan atau Siklus makanan (selanjutnya kemudian disebut dengan web (jaring-jaring makanan) atau struktur trophic: yaitu urutan atau rangkaian dimana nutrien dan energi berpindah dari tanaman ke herbivora (pemakan tumbuhan) ke berbagai pemangsa sampai decompres (pengurai).
2.     Relung: setiap spesies mempunyai kemampuan untuk beradaptasi terhadap suatu kondisi lingkungan tertentu dalam satu komunitas.
3.     Piramida urutan: Binatang yang lebih kecil memerlukan organisme yang sedikit lebih besar dalam satu rantai makanan karena hilangnya beberapa nutrien dan energi dari rantai makanan.
Sejak tahun 1920-an dan 1930-an perkembangan ekologi juga mengarah ke ekologi kuantitatif dan teori matematis. Penelitian Ekologis semakin banyak menggunakan pendekatan kuantitatif dari contoh populasi maupun komunitas untuk mengkaji jumlahnya serta untuk mengukur lingkungan fisik berbagai organisme dalam satu habitat.
Teori matematis suatu ekologi populasi pertama kali dikenalkan oleh ahli ilmu Fisika, Alferd Lotka, dan seorang ahli Biologi Matematis, Vito Volterra, melalui integrasi prinsip-prinsip kimia-fisik ke dalam ekologi dalam bentuk perhitungan persamaan diferensial logistik yang menggambarkan pertumbuhan satu populasi dari waktu ke waktu.
Teori Ekologi berkembang pada tahun 1950-an melalui pekerjaan George Evelyn Hutchison dan Robert MacArthur, yang merumuskan satu teori tentang relung komunitas binatang yang terjadi dalam interaksi antar spesies. Juga pada tahun 1950-an, konsep tentang superorganisme dari Clements yang lama-diabaikan, kembali diangkat oleh Henry A. Gleason. Ahli ekologi dan lingkungan hidup menjadi semakin sadar akan arti pentingnya sejarah dan kejadian sebagai kesempatan untuk mengembangkan teori-teori ekologis.

E.     EKOSISTEM DAN PENGARUH MANUSIA
Ahli ekologi Sir Arthur Tansley mengenali bahwa tidak mungkin suatu organisme terlepas dari lingkungan fisik mereka. Dari temuan tersebut kemudian pada tahun 1935 diusulkan istilah “ekosistem”. Ekosistem tersusun dari organisme hidup (biotic) dan tidak hidup (abiotic). Konsep ekosistem diintegrasikan dengan konsep trophic dan rangkaian perubahan lingkungan pada tahun 1942 oleh seorang limnologist muda Amerika, Raymond Lindeman. Ekosistem memfokuskan kajian pada daur (pergerakan) dari materi dan energi melalui web (jaring-jaring) makanan. Konsep ini kemudian diperkuat oleh ahli ekologi Amerika Eugene Odum yang menyatakan bahwa ekosistem menjadi salah satu dari kekuatan utama dalam ekologi, dan pada tahun 1960-an dan 1970-an menjadi dasar dari suatu teori ekologi yang baru yang disebut “sistem ekologi” atau ekosistem.
Sejalan dengan perkembangan ekologi sebagai sebuah ilmu pengetahuan, dimana konsepnya meliputi populasi, komunitas, lingkungan dan ekosistem ternyata juga harus menyertakan manusia dan pengaruhnya di bumi. Pembahasan ini sebenarnya telah disampaikan pada awal abad ke-19. Pada tahun 1864 George Perkins Marsh berargumentasi bahwa tindakan manusia mempunyai pengaruh timbal balik yang pada umumnya bersifat destruktif terhadap bumi dimana manusia tergantung didalamnya.
Ahli ekologi menyadari adanya pengaruh kuat manusia dalam mengerjakan agrikultur, perikanan, kehidupan rimba, penyakit dan permasalahan konservasi. Penglihatan mendalam ini menjadi bukti kepada publik dan politikus Amerika dengan terjadinya krisis lingkungan pada tahun 1970-an. Pada tahun 1962 ahli biologi laut Rachel Carson telah memberikan suatu peringatan dini akan adanya ancaman herbisida dan pestisida terhadap lingkungan. Suatu peringatan dimana dia sendiri merasa tersiksa oleh adanya industri kimia yang berpengaruh terhadap industri pertanian.
Aldo Leopold, seorang rimbawan Amerika yang beralih menjadi ahli ekologi hewan menerbitkan Sand County Almanac pada tahun 1949 sebagai sebuah usulan gagasan dari pandangan sisi ekologis dan dari sisi kemanusiaan. Leopold menulis:”Daratan itu dari sisi komunitas adalah suatu konsep dasar ekologi, tetapi daratan yang dicintai dan dihormati adalah satu etika”. Ide-ide Leopold kemudian mempengaruhi para kaum konservasionis dan ahli filsafat, terutama ethicists dan memperluas ide-ide ekologis kepada publik.

F.     PENELITIAN EKOLOGI JANGKA PANJANG
Banyak penelitian ekologis yang dilakukan hanya dalam satu atau beberapa tahun saja. Terdapat banyak alasan untuk hal ini, kadang-kadang orang melakukan penelitian sebagai bagian dari tugas kelulusan atau karena mereka tergabung dalam proyek yang menginginkan penelitian bisa selesai dalam beberapa tahun. Penelitian ekologis yang dibiayai oleh berbagai pemerintah dan lembaga umunya hanya berlaku untuk satu atau tiga tahun.
Masalah yang terjadi dengan penelitian seperti ini adalah banyaknya proses ekologis penting yang terjadi dalam kurun waktu lebih panjang terjadi dan tidak dapat ditemukan dengan menggunakan penelitian jangka pendek seperti ini. Sebagai contoh, musim kering dan api memainkan peranan sangat penting dalam menentukan pohon apa yang bisa berkembang dalam alam lingkungan seperti ini, contoh pada ekosistem savana. Jika suatu savana dipelajari selama tiga tahun, dan tidak terjadi musim kering atau api selama waktu ini, maka peneliti akan tidak pernah menemukan pentingnya pi dan musim kering dalam habitat savana tersebut. Beberapa binatang seperti kelinci salju dan burung belibis mengalami fluktuasi populasi secara dramatis dalam ukuran waktu yang lama.
Jika suatu penelitian dilakukan hanya beberapa tahun dan tidak melampaui spesies ini, maka peneliti tidak akan pernah belajar tentang fakta yang mempesona dimana populasi ini mengalami siklus rutin selama kira-kira sepuluh tahun lamanya. Dengan begitu, walaupun informasi ekologis mungkin jauh lebih penting dapat diperoleh dari penelitian jangka pendek, namun penelitian jangka panjang adalah penting mengingat pemahaman banyak proses terjadi pada satu periode waktu yang lebih panjang. Kebetulan, organisasi seperti National Science Foundation (NSF), sebuah lembaga pemerintah telah memahami hal ini dan mengenali kebutuhan untuk mendukung beberapa penelitian ekologis yang berjangka panjang. Pada tahun 1980, NSF memulai satu pembiayaan khusus program yang disebut dengan program LTER (Long Term Ecological Research;Penelitian Ekologi Jangka Panjang). Proyek pembiayaan penelitian selama sedikitnya lima tahun, beberapa proyek dibiayai selama dua puluh tahun. Lebih dari dua puluh tahun penelitian LTER berlokasi di Amerika Utara di hampir semua habitat utama, mencakup padang rumput yang luas, hutan, gurun, pegunungan tundra, danau air tawar dan alam lingkungan pantai samudra.
Pembiayaan ini telah memungkinkan para ilmuwan untuk belajar berbagai penting ketika pengaruh dari hujan asam dalam jangka waktu panjang terhadap hutan dan organisme air, pengaruhnya dalam jangka panjang dari polusi terhadap tanaman padang rumput luas asli dan dampak peningkatan karbondioksida di atmosfir terhadap pertumbuhan hutan. Ahli ekologi tertarik akan pengaruh ekologis dari pemanasan global (suatu proses yang terjadi selama beberapa dekade). Penelitian ini sangat panjang dan perlu. Sebagian dari penelitian ini sedang berlangsung dan diharapkan untuk berlanjut di dekade selanjutnya.

G.   PEMBAGIAN EKOLOGI
Mengenai pembagiannya, kadang-kadang ekologi dibagi menjadi autekologi dan sinekologi. Autekologi menekankan pembahasan individu organisme atau spesies, sejarah-sejarah hidup dan perilaku sebagai cara penyesuaian diri terhadap lingkungannya. Sedangkan sinekologi membahas pengkajian golongan atau kumpulan organisme-organisme yang berasosiasi bersama sebagai satu kesatuan.
Jadi, jika kita mengkaji/melakukan studi mengenai hubungan antara hewan bekicot dengan lingkungannya, maka pengkajian tersebut lebih merupakan pengkajian autekologi. Hal ini disebabkan pengkajiannya akan terfokus pada bekicot yang merupakan bagian dari lingkungan dimana ia hidup, yang mengkaji bagaimana bekicot bisa hidup di lingkungan tersebut. Sedangkan jika pembahasannya dilakukan terhadap hutan dimana bekicot tersebut hidup, maka pengkajian tersebut merupakan pengkajian sinekologi.
Jadi lebih tegasnya dikatakan bahwa sinekologi adalah kajian komunitas dan autekologi adalah kajian spesies. Jika kita mengkaji tentang spesies udang tertentu di sebuah muara sungai dikaitkan dengan parameter fisik dan parameter kimia di lingkungan tersebut tanpa memperhatikan makhluk lainnya, maka dapat disebut sebagai autekologi. Sedangkan jika dalam kajian tersebut juga diperhatikan jenis tumbuhan serta hewan yang lain maka dapat disebut sebagai sinekologi.
Pembagian ekologi menurut makhluknya sebagai obyek dapat menjadi ekologi tumbuhan dan ekologi hewan. Lebih rinci lagi, ekologi hewan saja dapat dibedakan lagi menjadi ekologi serangga, ekologi ikan, ekologi udang, ekologi burung akuatik, parasiter di kulit manusia dan hewan, malahan sekarang ekologi manusia sudah menjadi bahasan penting diberbagai perkuliahan. Ekologi manusia ini dapat dipersempit lagi menjadi beberapa macam, misalnya ekologi nelayan, ekologi petani, ekologi masyarakat primitif dan sebagainya. Pembahasan ekologi manusia sangat diperlukan oleh orang-orang yang akan berinteraksi atau mempunyai kepentingan dengan orang-orang atau manusia di suatu lokasi. Tanpa mempelajarinya, maka tidak mustahil pekerjaan akan menjadi penuh dengan resiko kegagalan.
Sedangkan menurut habitatnya, ekologi dibedakan ke dalam ekologi perkotaan, ekologi pedesaan, ekologi pantai, ekologi estuaria, ekologi danau, ekologi laut dan sebagainya.
Beberapa istilah dibawah ini adalah istilah-istilah ekologi yang sekaligus juga menunjukkan adanya pembagian pembahasan ekologi yang spesifik didalamnya:
Ekologi komunitas ialah kajian tentang penyebaran hewan dan tumbuhan di habitat, komposisi komponen penyusun komunitas dan suksesinya serta kajian dinamika komunitas tersebut, misalnya kajian tentang pembentukan tanah, pendauran zat hara, arus energi dan produktivitas.
Ekologi populasi, ialah kajian atas cara pertumbuhan populasi, struktur populasi dan regulasi populasi.
Ekologi evolusioner, ialah kajian atas masalah pemisahan relung ekologi dan terjadinya proses evolusi spesies.
Ekologi geografik, ialah kajian ekologi tentang penyebaran makhluk, palaeo-ekologi dan bioma.
Ekofisiologi adalah kajian tentang cara hewan atau tumbuhan memberikan tanggapan dan menyesuaikan diri secara fisiologis terhadap berbagai faktor fisik dan kimia lingkungan.
Ekologi sistem adalah kajian ekologi tentang kemungkinan menerjemahkan konsep ekologi kedalam model matematik. Bidang baru ini dalam ekologi menjadi dasar bagi dilakukannya pemodelan ekologi, menambah nuansa penjelasan menjadi lebih terkuantifikasi dan lebih terprediksi.

H.   MODEL EKOLOGI
Suatu model merupakan perumusan yang menirukan kejadian-kejadian alam sebenarnya dan model tersebut dapat dibuat peramalan-peramalan.
Dalam bentuk yang paling sederhana, model-model dapat berbentuk wacana atau grafik bahkan akhirnya model-model harus bersumber dari statistik dan matematik agar peramalan dapat dipertanggung jawabkan dengan baik.
Contoh, perumusan matematika yang menirukan perubahan-perubahan angka yang terjadi pada populasi serangga dengan mengamati faktor-faktor lingkungannya. Dengan menggunakan cara-cara matematis tersebut, jumlah populasi serangga pada beberapa lokasi dapat diramalkan. Jika saja populasi serangga tersebut adalah hama, maka model-model matematis tersebut tentu saja akan menjadi sangat penting.
Simbol-simbol matematik untuk mendiskripsikan sistem-sistem ekologis yang majemuk dan persamaan matematik mampu memberi pernyataan formal bagaimanakah komponen ekosistem berinteraksi. Sistem matematik ini disebut suatu model, yang mewakili dunia senyatanya secara tidak sempurna dan abstrak. Meskipun model adalah pengabstrakan tidak sempurna suatu sistem riil, model itu merupakan alat sangat kuat bagi ekolog.
Model yang dikerjakan dengan komputer memungkinkan seorang ahli meramalkan hasil-hasil yang mungkin dapat diperoleh jika parameter-parameter didalam model dirubah, parameter baru ditambahkan atau yang lama disingkirkan. Dengan kata lain, perumusan matematika seringkali dapat diubah dengan disesuaikan dengan bantuan komputer untuk memperbaiki agar “sesuai” dengan kejadian sebenarnya di alam.
Komputer dalam pemodelan sangat membantu memberikan gambaran yang diperlukan tentang perilaku sebuah komponen/faktor ekosistem. Apabila suatu model tidak berlaku, yakni tidak dapat menirukan dunia sebenarnya, maka kerja-kerja komputer seringkali dapat memberikan petunjuk terhadap penghalusan atau perubahan yang diperlukan.
Contoh sebuah model tentang pertumbuhan dan pertambahan penduduk dengan menggunakan bahasa dan simbol di komputer dapat dihitung. Misalnya penduduk per tahun di negara kita 2,5% (ini yang kemudian disebut dengan tingkat kelahiran) dengan tingkat kematian sebesar 0,5%, maka jumlah penduduk pada tahun-tahun yang akan datang jika jumlah penduduk sekarang (tahun I perhitungan) adalah 200.000.000 jiwa dapat diramalkan dengan rumus-rumus dan bahasa komputer.

I.      KESIMPULAN
Ekologi sangat dibutuhkan kehadirannya hampir disetiap pemecahan permasalahan kehidupan, termasuk dalam penerapan manajemen lingkungan terkini.
Ekologi adalah kajian tentang bagaimana tanaman, binatang dan organisme lain saling berhubungan satu sama lain dalam lingkungan atau “rumah” mereka. Kata “ekologi” berasal dari kata Yunani “oikos” yang berarti “rumah”. Ekologi juga berarti kajian tentang kelimpahan dan distribusi organisme.
Ekologi diturunkan melalui tradisi sejarah alam yang telah muncul pertama kali dengan konsep protoecology dalam tulisan Carolus Linnaeus (abad ke-18), kemudian dilanjutkan oleh berbagai ahli diantaranya Alexander von Humboldt (Jerman), Oscar Drude (Eropa) dan Eugene Hangat. Edward Forbes (Inggris, abad ke-19), termasuk Ernst Haeckel (Jerman, 1870).
Pembahasan ruang lingkup ekologi tergantung tingkat kajiannya: populasi, komunitas, ekosistem, ekologi evolusioner, ekologi geografik, ekofisiologi, ekologi sistem.

J.     PERTANYAAN DAN DISKUSI
1.     Ekologi menjadi pengetahuan yang secara alamiah muncul dan semakin mendesak diperlukan. Jelaskan, mengapa demikian dilihat dari sisi ruang lingkup ekologi dan kepentingan manusia saat ini!
2.     Pengertian ekologi berkembang dari protoecology. Bagaimana kaitan keduanya dapat dijelaskan?
3.     Berikan salah satu contoh pemodelan dalam ekologi dengan pernyataan tujuan dan manfaat yang dapat diperoleh dari pemodelan tersebut.
4.     Siapakah yang dinobatkan sebagai Bapak Ekologi? Berikan penjelasan mengenai kegiatan tokoh tersebut!
5.     Kajian-kajian ekologi ternyata sangat penting dilakukan dalam jangka waktu yang panjang (lama), lintas tahun bahkan dekade. Mengapa?
6.     Manusia memberi pengaruh yang sangat besar terhadap perubahan ekosistem. Seperti apakah pengaruh tersebut  terjadi dan hasil akhir apakah yang bisa terjadi jika pengaruh tersebut berlanjut?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar